Bandar Lampung, 11 Desember 2012
Universitas Lampung
Universitas Lampung
PEMANFAATAN ABU BATU STONE CRUSHER TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON POLIMER DENGAN BAHAN RESIN EPOKSI
Oleh:
Sanjaya Aryandi 1)
Laksmi Irianti 2)
Hasti Riakara Husni 2)
Beberapa
usaha yang telah dikembangkan di negara maju, dan masih berlangsung untuk
mereduksi penggunaan semen dalam rangka mengantisipasi pemanasan global
diantaranya adalah dengan memanfaatkan polimer sebagai bahan perekat pengganti semen
sehingga dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu
yang lebih singkat. Beton Polimer adalah material bangunan yang dibentuk melalui proses
rekayasa komposit beton klasik dan polimer
Pada penelitian ini dibuat beton polimer tanpa
semen berbasis abu batu sebagai filler,
agregat kasar, agregat halus dan resin epoksi sebagai bahan perekat beton.
Komposisi bahan baku beton polimer dibuat dengan perbandingan antara agregat
total (agregat kasar dan agregat halus) dan abu batu sebagai filler adalah 100:0, 90:10, 80:20,70:30,
50:50%, jumlah resin epoksi dibuat tetap sebesar 25% (% berat dari total
agregat). Adukan beton yang sudah dicetak ke dalam cetakan kemudian dikeringkan
di dalam oven pada suhu 600 C selama 8 jam. Parameter yang diukur
antara lain: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik
lentur, dan analisa mikrostruktur dengan menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM). Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa kondisi optimum beton
polimer, diperoleh pada komposisi: 80% agregat (agregat kasar dan agregat
halus), 20% abu batu (filler) dan 25%
resin epoksi (% berat dari total
agregat). Pada kondisi ini diperoleh karakteristik beton polimer sebagai
berikut: densitas = 2,1312 gr/cm3, penyerapan air = 0,0790%, kuat
tekan = 31,71 MPa, kuat tarik belah = 6,38 MPa, dan kuat tarik lentur = 25,3794
MPa. Mikrostruktur beton polimer dianalisa menggunakan SEM menunjukan bahwa
distribusi dan ukuran pori merata. Sedangkan bentuk partikel agregat total
berkisar antara 2 – 6 μm dan gumpalan resin epoksi ≤ 20 μm.
Kata kunci: abu batu, resin epoksi,
beton polimer
Kesimpulan
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Densitas terbesar
pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat
dan filler abu batu) yaitu sebesar
2,1312 gram/cm3. Untuk beton normal densitas > 2,016 g/cm3
sehingga densitas pada beton polimer termasuk katagori beton normal.
2.
Penyerapan air
minimum pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total
agregat dan filler abu batu) yaitu
sebesar 0,0790 % masuk standar dimana standar penyerapan air untuk beton
polimer dengan penyerapan maksimum 0,2 % (ASTM C-20).
3.
Kuat tekan
terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total
agregat dan filler abu batu) yaitu
sebesar 31,71 MPa. Beton polimer yang
dibuat adalah termasuk dalam kategori beton yang dapat digunakan sebagai bahan
konstruksi struktural dengan syarat > 17 MPa.
4. Kuat tarik belah terbesar pada beton polimer didapat
pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar
6,38 MPa sehingga termasuk katagori beton normal dikarenakan adanya
perpanjangan tinggi sampel akibat pengovenan sehingga berpengaruh terhadap
nilai kuat tarik belah.
5.
Kuat tarik lentur
terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total
agregat dan filler abu batu) yaitu
sebesar 25,3794 MPa memenuhi standar polymer
concrete dengan binder resin
epoksi yaitu sebesar 15 - 50 MPa
6.
Kualitas beton optimum diperoleh pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan
filler abu batu) dengan penambahan
resin epoksi sebanyak 25% dari berat total agregat.
7.
Pemilihan polimer sebagai bahan pengganti semen
mempunyai keuntungan dalam proses pengerjaan dimana waktu yang dibutuhkan
sedikit dan mempunyai kekuatan yang besar.
8.
Analisis struktur
mikro dengan (SEM) menunjukan bahwa rongga-rongga di dalam beton terdistribusi
secara merata.