Senin, 25 Februari 2013

BETON POLIMER - POLYMER CONCRETE



Bandar Lampung, 11 Desember 2012
Universitas Lampung

PEMANFAATAN ABU BATU STONE CRUSHER TERHADAP KARAKTERISTIK BETON POLIMER DENGAN BAHAN RESIN EPOKSI


Oleh:

Sanjaya Aryandi 1)
Laksmi Irianti 2)
Hasti Riakara Husni 2)




Beberapa usaha yang telah dikembangkan di negara maju, dan masih berlangsung untuk mereduksi penggunaan semen dalam rangka mengantisipasi pemanasan global diantaranya adalah dengan memanfaatkan polimer sebagai bahan perekat pengganti semen sehingga dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih singkat. Beton Polimer adalah material bangunan yang dibentuk melalui proses rekayasa komposit beton klasik dan polimer



Pada penelitian ini dibuat beton polimer tanpa semen berbasis abu batu sebagai filler, agregat kasar, agregat halus dan resin epoksi sebagai bahan perekat beton. Komposisi bahan baku beton polimer dibuat dengan perbandingan antara agregat total (agregat kasar dan agregat halus) dan abu batu sebagai filler adalah 100:0, 90:10, 80:20,70:30, 50:50%, jumlah resin epoksi dibuat tetap sebesar 25% (% berat dari total agregat). Adukan beton yang sudah dicetak ke dalam cetakan kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 600 C selama 8 jam. Parameter yang diukur antara lain: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur, dan analisa mikrostruktur dengan menggunakan Scanning Elektron Microscope (SEM). Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa kondisi optimum beton polimer, diperoleh pada komposisi: 80% agregat (agregat kasar dan agregat halus), 20% abu batu (filler) dan 25% resin epoksi (%  berat dari total agregat). Pada kondisi ini diperoleh karakteristik beton polimer sebagai berikut: densitas = 2,1312 gr/cm3, penyerapan air = 0,0790%, kuat tekan = 31,71 MPa, kuat tarik belah = 6,38 MPa, dan kuat tarik lentur = 25,3794 MPa. Mikrostruktur beton polimer dianalisa menggunakan SEM menunjukan bahwa distribusi dan ukuran pori merata. Sedangkan bentuk partikel agregat total berkisar antara 2 – 6 μm dan gumpalan resin epoksi ≤ 20  μm.


Kata kunci: abu batu, resin epoksi, beton polimer




1 )Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lampung

2) Dosen Teknik Sipil Universitas Lampung





Bahan- bahan:

Agregat kasar dan filler : stone crusher di Margatiga Lampung Timur
Agregat halus (pasir) : Di ambil di pinggir danau Ranau kecamatan lumbok seminung Lampung Barat
Resin epoksi + Hardener: Tanjung Karang

Lokasi Penelitian: Laboratorium Bahan dan Konstruksi Universitas Lampung (uji material dan pengujian
                                   Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Lampung (Pengeringan)
                                   Laboratorium Biommasa Terpadu Universitas Lampung (Uji SEM)
  









    KESIMPULAN

Kesimpulan
 
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 
1.      Densitas terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 2,1312 gram/cm3. Untuk beton normal densitas > 2,016 g/cm3 sehingga densitas pada beton polimer termasuk katagori beton normal.

2.       Penyerapan air minimum pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 0,0790 % masuk standar dimana standar penyerapan air untuk beton polimer dengan penyerapan maksimum 0,2 % (ASTM C-20).

3.       Kuat tekan terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 31,71  MPa. Beton polimer yang dibuat adalah termasuk dalam kategori beton yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi struktural dengan syarat > 17 MPa.

4.       Kuat tarik belah terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar  6,38 MPa sehingga termasuk katagori beton normal dikarenakan adanya perpanjangan tinggi sampel akibat pengovenan sehingga berpengaruh terhadap nilai kuat tarik belah.

5.       Kuat tarik lentur terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 25,3794 MPa memenuhi standar polymer concrete dengan binder resin epoksi yaitu sebesar 15 - 50 MPa

6.       Kualitas beton optimum diperoleh pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) dengan penambahan resin epoksi sebanyak 25% dari berat total agregat.

7.       Pemilihan polimer sebagai bahan pengganti semen mempunyai keuntungan dalam proses pengerjaan dimana waktu yang dibutuhkan sedikit dan mempunyai kekuatan yang besar.

8.   Analisis struktur mikro dengan (SEM) menunjukan bahwa rongga-rongga di dalam beton terdistribusi secara merata.
  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar